Blogger Backgrounds

Sabtu, 04 Januari 2014

Tugas Softskill membuat cerpen

TRY OUT

“ Ayo anak-anak yang sudah selesai bisa dikumpulkan sekarang! Waktunya tinggal sepuluh menit lagi ya!” Seru penjaga try out yang sedang berjaga pada ruang kelas aldi sejak dua jam yang lalu. Sontak semua siswa dan siswi pada ruang kelas tersebut langsung panik saat mendengar kata sepuluh menit lagi, karena masih ada beberapa soal yang belum terisi.
Try out kali ini adalah try out nasional yang diadakan oleh Kemendiknas yang diadakan serentak oleh seluruh sekolah baik swasta maupun negeri. Mata pelajaran yang di ujikan pada hari ini adalah : Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, lalu ujian untuk hari berikutnya adalah : Kimia, Fisika, dan Biologi.
Aldi adalah seorang siswa kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) pada suatu sekolah swasta di daerah Jakarta. Aldi teringat akan soal-soal yang sangat membuat kepala menjadi pusing tujuh keliling, soal yang membuatnya menjadi tak berselera makan.
Saat try out teman-temannya yang satu ruangan dengan aldi ekspresi wajahnya bermacam-macam ada yang sangat tegang, biasa saja, senyum-senyum entah senyum memang karena sangat yakin bisa atau menutupi rasa tegangnnya tersebut, bahkan ada yang sangat kelihatan PD. Dan harapan semua siswa adalah agar mendapat pengawas yang baik hati yang bisa membiarkan mereka untuk saling menyontek. Karena ada beberapa rumus Matematika yang belum dihafalkan oleh aldi maka ia menyiapkan selembar kertas untuk mencatat rumus-rumus tersebut.
Tepat pukul 07:00 semua siswa masuk kedalam ruangan dan langsung duduk ditempat yang telah ditentukan bersama datangnya pengawas ujian. Setelah semua siswa duduk langsung pengawas mempersilahkan mereka untuk berdoa terlebih dahulu. Tidak lama kemudian pengawas langsung membagikan soal-soal ujian beserta lembar jawaban untuk mengisi soal-soal yang ada. Hal yang pertama dilakukan oleh para siswa adalah mengisi data diri mereka secara lengkap dan benar.
“Waktu kalian untuk menjawab soal adalah 120 menit anak-anak, dan bisa dimulai dari sekarang!” kata pengawas yang menjaga dan sekaligus adalah guru Fisika mereka.
“Astafirullah ibu ini lagi yang ngawas, kenapa harus dapat ibu killer yaAllah” gerutu Aldi dalam hati.
Dibukalah lembar soal pertama olehnya. Soal yang pertama adalah soal Matematika. Dan satu per satu soal pun mulai ia kerjakan, satu soal terlewatkan dua soal masih dapat dikerjakan tiga soal masih dapat teratasi empat sampai sepuluh soal ia lewati terlebih dahulu karena dianggap sulit langsung dikerjakannya nomor dua belas yang masih bisa dikerjakan sewaktu dibacanya nomor dua belas ia mulai kehilangan semangat untuk mengerjakan karena semakin sulit soal.
“ Kalau lama kelamaan ngerjain soal Matematika waktu ku akan habis ni, langsung Bahasa Indonesia ajalah”. Ucap aldi.
Dibukalah soal nomor 21. Secara keseluruhan terdapat 60 soal. Soal tersebut terdiri dari 20 soal Matematika, 20 soal Bahasa Indonesia, 20 soal Bahasa Inggris. Ia mengira soal Bahasa Indonesia lebih mudah dari soal Matematika. Saat ia membukanya dan ternyata sudah disambut dengan soal yang panjang yang sudah membuatnya mengantuk saat membacanya. Beberapa soal mulai dibaca perlahan dan mulai dikerjakannya.
“ Hoammmmm” aldi mulai menguap.
Sesekali aldi melihat teman-temannya yang sedang serius mengerjakan soal-soal.
Aldi teringat akan pesan dari guru bimbingan belajarnya yang memberi pesan jika soal Bahasa Indonesia itu jangan dibaca soalnya terlebih dahulu bacalah soalnya terlebih dahulu baru membaca soal. Kalau diharuskan membaca soal terlebih dahulu ya baca tetapi kalau tidak langsung saja membaca soal.
Setelah mengingat pesan dari sang guru sedikit demi sedikit ia mulai mempunyai semangat yang muncul kembali. Langsung saja aldi membaca satu persatu soal dengan cermat dan teliti karena banyak soal yang menjebak meskipun itu membuat lelah mata. Banyak siswa zaman sekarang yang paling tidak suka namanya membaca karena bagi mereka membaca adalah kegiatan yang membosankan. Padahal dengan membaca kita mendapat lebih banyak pengetahuan yang membuat wawasan menjadi luas. Lantas mengapa anak-anak sekarang malas untuk membaca ?
“ Al... Alllll” Panggil tio.
Lalu aldi menengok kesamping kanan.
“ Kenapa ? ” Jawab aldi.
“ Lihat jawaban dong”
“ Soal nomor berapa?”
“ Dari nomor 1 dong.”
Rupanya tio sama sekali belum mengerjakan satu soalpun. Lalu aldi memberitahu soal yang telah ia jawab.
“ Ini io jawabannya.” Sambil memperlihatkan jawabannya secara diam-diam.
Setelah memberitahu jawabannya aldi mulai mengerjakan soalnya kembali.
Tiga puluh lima menit sudah aldi mengerjakan soal Bahasa Indonesia dan akhirnya ia dapat selesai mengerjakan soal dengan menyisakan 5 soal.
Sekarang waktu menunjukkan pukul 07.55, dibukalah soal Bahasa Inggris olehnya. Mulai dibacanya soal yang ke-51, sebenarnya aldi tidak terlalu menyukai dan tidak terlalu menguasai Bahasa Inggris karena menurutnya Bahasa Inggris itu membingungkan. Dengan niat dan tekat yang kuat aldi meyakinkan dirinya untuk mampu menaklukkan soal-soal ini.
            “ Oke, mari babat soal ini.” Kata suara hati aldi.
            “ Tapi ini kan Bahasa Inggris, susah kan.” Gerutu aldi dengan menghela nafas.
            Dan akhirnya dikerjakan juga soal Bahasa Inggris perlahan-lahan ia membacanya sambil memahami apa isi dari bacaan soal agar tepat dalam menjawabnya.
            Setelah bersusah-susah berfikir ia mampu menyelesaikan 10 dari 20 soal yang ada.
            “ Baru 10 soal ya, lumayan lah ya dari pada ga sama sekali.” Kata aldi.
Waktu benar-benar terus berjalan tanpa henti menit demi menit terlewati detik demi detik pun berlalu begitu cepat, tanpa disadari waktu telah menunjukkan pukul 08:30 yang berarti waktu mengerjakan soal sebentar lagi hampir habis.
Aldi benar-benar dibuat pusing dan galau dengan soal yang ada dan banyak itu. Dia terus saja berfikir dan mengingat-ingat materi yang telah diajarkan oleh guru-gurunya dikelas sambil membolak-balik kertas soal yang ada dimejanya itu, dengan menyesali perbuatannya yang kurang persiapan dan kurang belajar
“ Srek.... srek.. srek...” Suara kertas yang timbul karena dibolak-balik.
“ Kenapa susah banget sih ni soal elahhhhh... Kenapa coba ga belajar dari kemarin-kemarin kan ga akan kaya gini jadinya.” Gerutu aldi.
Dia melihat keadaan sekelilingnya yang sudah mulai kelihatan gelisah ada yang sedang garuk-garuk kepala. Ada yang hanya bersender dikursi dengan melihat soal. Ada yang sedang membuka kebetannya. Ada yang sedang tidur dan bahkan sudah mulai terdengar sedikit suara kegaduhan dari teman-temannya yang mulai berburu jawaban.
Tiba-tiba terdengar ada yang memanggil aldi.
“ Psttttt....” Suara samar-samar indra
Langsung aldi menengok kesebelah kiri tanpa berkata apa-apa.
“ Udah selesai belum ?” Bisik indra
“ Ya belum lah.” Sambil menggelengkan kepalanya.
“ Nomor 17 sama 19 apa ?”
“ Engga tahu.”
Setelah menjawab pertanyaan indra langsung aldi merenungkan beberapa soal yang belum dijawabnya sambil menaruk kepalanya diatas tangan yang ditaruh diatas meja.
Beberapa menit kemudian aldi mengangkat kepalanya dan mencoba bangkit kembali dengan mengumpulkan semangat-semangatnya yang telah pudar dan jatuh berhamburan kemana-mana. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi meminta izin pergi ke toilet untuk mencuci mukanya.
“ Bu, maaf saya mau izin ke toilet sebentar.” Ucap aldi saat meminta izin.
“ Oh, yasudah iya silahkan. Tapi ingat jangan lama-lama, waktu ujian sebentar lagi.”
“ Iya bu,  permisi....”
Wajahnya telah dibasuh oleh air fikirannya sudah mulai sedikit kembali segar langsung tanpa berlama-lama ia kembali kekelasnya.
“ Dan saatnya bertemu kembali dengan soal itu, kalau ga dikerjain sekarang juga bisa-bisa lembar jawabanku banyak yang kosong deh ni.” Kata aldi sambil menghitung jawaban yang yang masih kosong. Matematika kurang 15 jawaban, Bahasa Indonesia kurang 5 jawaban dan Bahasa Inggris kurang 10 jawaban lagi.
Aldi melihat soal-soalnya kembali dan belum ada pencerahan yang datang untuk menjawab, akhirnya ia mencoba ikut berburu jawaban seperti teman-temannya.
“ Ris... Risss..” Suara aldi memanggil haris, yang ada didepannya sambil sedikit menendang-nendang kursi haris.
“ Apaaa ?”
“ Nyontek dong jawabannya.” Sambil melirik ke arah penjaga.
“ Belum semuanya al.”
“ Yaudah gapapa mau liat aja, mau nyamain jawaban ni.”
“ Belum ni al, nanti aja ya nyamaiinnya.”
“ Cuma mau lihat doang juga, bilang aja ga boleh susah banget. Pelit dasar !” Aldi menggerutu sendiri. Langsung ia berpindah haluan ke seberang kiri.
“ Tik.. sssttt... tikkkkkk....”
“ Udah selesai belum ?”
Tika langsung menengok dan memanfaatkannya untuk bertanya juga kepada aldi.
“  Belum al, nomor 29 udah belum?”
“ Yah orang aku yang mau nanya malah dia yang nanya.” Kata hati aldi berbicara.
“ Iya udah ti, D jawabannya”
“ Sipp, makasih ya heheh....”
Pilihan terakhir adalah ia melihat pada vera yang duduk dibelakangnya. Beberapa jawaban ia dapatkan dari lembar jawaban vera yang setidaknya dapat sedikit membantunya mengisi lembar jawaban yang masih kosong.
“ Makasih ya ver, heheh lumayannnnn heheh.” Senyum aldi mulai mengembang.
Vera membalas dengan senyum manisnya.
08:45. “ Engga salah ini tinggal 15 menit lagi. Masih 15 soal lagi belum dikerjain.”
Seketika aldi mengingat bahwa ia telah menyiapkan catatan rumus-rumus Matematika langsung saja ia mengambil dari tempat pensilnya dan membukanya secara perlahan-lahan.
Dilihatnya rumus-rumus itu satu persatu dengan cermat tapi mungkin karena kondisi fikirannya yang telah pusing jadi semakin dilihat rumusnya aldi semakin pusing dan semakin bingung mengerjakannya. Karena keadaan sudah tidak memungkinkan kembali hanya untuk menunggu jawaban dari temannya maka semangat aldi merasa dalam keadaan kepepet dan dengan itu semangat aldi memuncak ingatannya akan pelajaran yang ada kembali.
Maka dengan mudahnya ia melalap soal-soal yang belum terisi, dan hasilnya setengah dari soal yang belum terisi dapat terselesaikan dengan baik.
Tiba-tiba terdengar suara.......
“ Anak-anak waktu kalian tinggal sepuluh menit lagi yaaaa !” Kata penjaga try out yang sejak dari tadi berjaga.
Sontak semua siswa kaget dengan peringatan waktu yang hanya tinggal sepuluh menit itu. Mereka semua panik karena masih terdapat beberapa soal lagi yang belum terisi. Siska tetap tenang sambil terus membaca soal yang ada. Ikin sibuk menengok ke kanan ke kiri ke depan ke belakang untuk  berburu jawaban. Tio sedang berdoa.
“ Sepertinya sudah tidak ada jalan lagi, kecuali aku harus mencontek heheheh...” Pikiran licik aldi mulai merasuki otaknya untuk mendapat jawaban dengan cara yang mudah.
Lalu dipanggillah siska yang sudah menyelesaikan jawabannya. Dimintalah satu persatu soal yang belum ia jawab sama sekali dan pada akhirnya aldi meminta semua jawaban untuk mengetahui apakah semua jawaban siska sama dengannya atau tidak.
Begitupun dengan semua siswa sibuk mencari contekan. Kelaspun menjadi sedikit ribut dan berisik, karena pengawas seakan membiarkan keadaan ini maka siswa seakan-akan leluasa dengan mudahnya mencontek. Sampai suara bel berbunyi.
“ Tettttttt tettttt tettttt...!!!!!” Bel berakhirnya ujianpun berbunyi.
“ Ya, ayo anak-anak bel sudah berbunyi. Tandanya waktu kalian telah habis. Sekarang silahkan dikumpulkan kedepan beserta soal.! Seru pengawas try out untuk mengumpulkan soal dan jawaban.
Aldi bergegas dari kursinya dan segera maju kedepan untuk mengumpulkan lembar jawaban yang ada ditangannya. Dan aldi puas karena semua soal telah tersisi semua meskipun ia tak yakin dengan hasilnya 100%. Aldi pun keluar dari kelasnya seraya berkata dalam hati “ Try out berikutnya harus lebih baik lagi dari try out sekarang dan harus dapt mengerjakan sendiri......”
Dengan hal ini aldi dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus belajar dengan  sungguh-sungguh dan giat karena jika kita tidak  melakukan itu kita tidak akan berhasil, selain itu kita tidak boleh mengandalkan orang lain dalam mengerjakan sesuatu tidak semua orang mau dan dapat membantu kita dan tidak lupa berdoa adalah hal terpenting dari semua ini karena jika kita telah melakukan segalanya tanpa berdoa itu akan mustahil. Try out kali ini adalah salah satu uji coba dalam menghadapi Ujian Nasional sesungguhya, jika kita dapat mengerjakan dengan baik maka InsyaAllah kita tidak akan menemui hal yang sulit dalam ujian sesungguhnya.


 


           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar